Setitik Harapanku...

Rabu, 17 Oktober 2012


LAPORAN PENDAHULUAN NIFAS NORMAL


2.1 Konsep Dasar Teori Nifas
      2.1.1 Pengertian Masa nifas
                        Masa nifas atau puerperium adalah periode waktu dimana organ-organ reproduksi kempali pada kedaan sebelum hamil dan memerlukan waktu 6 minggu dari mulai bayi keluar. (Bobak, 2006 )

                        Masa nifas ( puerperium) adalah masa pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai alat- alat kandungan kembali seperti pra hamil, lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu.

                        Puerperium adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. ( Obstetri fisiologi, hal 315 )

2.1.2 Periode Masa Nifas
a. Puerperium Dini
               Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
b.  Puerperium Intermedial
               Puerperium Intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
c. Remote Puerperium
               Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna berminggu-minggu, bulanan dan tahunan. ( Sinopsis Obstetri jilid 1, 115 )



2.1.3 Involusi Alat- Alat Kandungan
a. Uterus
Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil ( involusi ) sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil.
Tinggi fundus uterus dan berat uterus menurut involusi.
Involusi
Tinggi Fundus Uterus
Berat Uterus
Bayi lahir
Uri lahir
1 minggu
2 minggu
6 minggu
8 minggu
Setinggi pusat
2        jari bawah pusat
pertengahan pusat simphisis
tidak teraba di atas simphisis
bertambah kecil
sebesar normal
1000 gram
750 gram
500 gram
350 gram
50 gram
30 gram

b. Bekas Implantasi Uri
            Plasental bed mengecil karena kontraksi dan menonjol cavum uteri dengan diameter 7,5 cm. Sesudah 2 minggu menjadi 3,5 cm, pada minggu ke-6 2,4 cm dan akhirnya pulih.
c. Luka- luka
            Pada jalan lahir bila tidak disertai infeksi akan sembuh dalam 6-7 hari
d. Rasa sakit
            Rasa sakit yang disebut after pains ( meriang atau mules-mules ) disebabkan kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2-4 hari pasca persalinan. Perlu diberikan pengertian pada ibu mengenai hal ini dan bila terlalu mengganggu dapat diberikan obat-obat anti sakit dan anti mules.
e. Lochia
            Lochia adalah cairan secret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas.
1.      Lochia rubra ( cruenta ): berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban sel-sel desi dua, verniks caseosa, lanugo, dan mekonium selama 2 hari.
2.      Lochia sanguilenta : berwarna merah kuning berisi darah dan lendir hari ke 3-7 pasca persalinan
3.      Lochia serosa : berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi pada hari ke 7-14 pasca persalinan
4.      Lochia alba: cairan putih, setelah 2 minggu
5.      Lochia purulenta : terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk
6.      Lochiostatis : lochia tidak lancar keluarnya

f. Serviks
Setelah persalinan, bentuk serviks agak mengangga seperti corong berwarna kehitaman, konsistensinya lunak kadang-kadang terdapat perlukaan-perlukaan kecil. Setelah bayi lahir tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.
g. Ligamen-ligamen
Ligamen fasia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan, setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh kebelakang dan menjadi retrofleksi, karena ligamentum rotundum menjadi kendor.

2.1.4   Perawatan Masa Nifas
1.      Mobilisasi
Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring kekanan dan kekiri untuk mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Pada hari kedua diperbolehkan duduk, hari ketiga jalan-jalan dan hari ke- 4 atau ke-5 sudah diperbolehkan pulang. Mobilisasi di atas mempunyai variasi bergantung pada komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka.

2.      Diet
Makanan harus mermutu, bergizi dan cukup kalori. Sebaiknya makan-makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan.

3.      Miksi
Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-kadang wanita mengalami sulit kencing, karena sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi m. Sfingter ani selama persalinan. Bila kandung kemih penuh dan wanita sulit kencing sebaiknya dilakukan kateterisasi.

4.      Defekasi
Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit buang air besar dan terjadi obstipasi apalagi berak keras dapat diberikan obat laksans per oral atau per rektal. Jika masih belum bisa dilakukan klisma.

5.      Perawatan Payudara
Perawatan mamma telah dimulai sejak wanita hamil supaya puting susu lemas, tidak keras dan kering persiapan untuk menyusui bayinya. Dianjurkan sekali supaya ibu menyusukan bayinya karena sangat baik untuk kesehatan bayinya.

6.      Laktasi
Untuk menghadapi masa laktasi sejak dari kehamilan telah terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar mamma, yaitu :
·           Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar, alveoli dan jaringan lemak bertambah
·           Keluaran cairan susu jolong dari duktus laktiferus disebut kolostrum berwarna kuning putih susu
·           Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam dimana vena-vena berdilatasi sehingga tampak jelas
·           Setelah persalinan, pengaruh supresi esterogen dan progesteron hilang. Maka timbul pengaruh hormon laktogenik ( LH ) atau prolaktin yang akan merangsang air susu. Disamping itu, pengaruh oksitosin menyebabkan mio-epitel kelenjar susu berkontraksi sehingga air susu keluar. Produksi akan banyak sesudah 2-3 hari pasca persalinan.
( Sinopsis Obstetri Jilid 1 )

2.1.5        Patologi Masa Nifas
Patologi yang sering terjadi pada masa nifas adalah sebagai berikut:
1.      Infeksi nifas
2.      Perdarahan dalam masa nifas
3.      Infeksi saluran kemih
4.      Patologi menyusui
( Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas, hal 95 )

2.1.6        Penatalaksanaan
1.      Bina hubungan saling percaya dengan pasien
2.      Lakukan observasi TTV, TFU, UC dan perdarahan
3.      Anjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi dini
4.      Anjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan
5.      Berikan HE pada ibu tentang kebersihan diri dan gizi ibu menyusui
6.      Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi


Jumat, 27 Januari 2012

LP HIPOTERMIA


Konsep Dasar Teori Hipotermi Pada BBL

A. Pengertian Hipotermi
  1. Hipotermia adalah penurunan suhu tubuh di bawah 360C (Dep.Kes. RI, 1994).
  2. Hipotermia adalah suatu kondisi dimana mekanisme tubuh untuk pengaturan suhu kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin.
  3. Hipotermia juga dapat didefinisikan sebagai suhu bagian dalam tubuh di bawah 35 °C. Tubuh manusia mampu mengatur suhu pada zona termonetral, yaitu antara 36,5-37,5 °C. Di luar suhu tersebut, respon tubuh untuk mengatur suhu akan aktif menyeimbangkan produksi panas dan kehilangan panas dalam tubuh. (http://id.wikipedia.org/wiki/Hipotermia)
  4. Hipotermia adalah suatu kondisi dimana mekanisme tubuh untuk pengaturan suhu kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin. Hipotermia juga dapat didefinisikan sebagai suhu bagian dalam tubuh di bawah 35 °C.(http://kadri-blog.blogspot.com/2011/10/pengertianhipotermia.html)
  5. Hipotermi adalah keadaan ketika seorang individu mengalami atau beresiko mengalami penurunan suhu tubuh terus menerus dibawah 35,5 º C per rektal karena peningkatan kerentanan terhadap faktor eksternal. ( Lynda Juall Carpenito, hal 26, buku saku diagnosis keperawatan, edisi 10 ) 
      B. Etiologi
     - Prematuritas
     - Asfiksia
          -   Sepsis
           -   Kondisi neurologik seperti meningitis dan perdarahan cerebral
          -   Pengeringan yang tidak adekuat setelah kelahiran
     -  Eksposure suhu lingkungan yang dingin

      C. Penyebab
           Faktor-faktor penyebab dan resikonya :
           1. Faktor penyebab utama
            Adalah kurang pengetahuan akan pentingnya mengeringkan bayi. Seharusnya pada bayi baru lahir dilakukan sebagai berikut :
         -  Kontak langsung dengan kulit ibu (skin to skin contac)
        -   Membungkus bayi agar tetap hangat
    - Menyediakan ruangan/tempat yang hangat untuk menaruh bayi

           2. Faktor-faktor yang dianggap resiko untuk terjadinya hipotermia antara  lain :
          Ø  Perawatan yang kurang tepat setelah bayi lahir
          Ø  Bayi dipisahkan dari ibunya segera setelah lahir
          Ø  Berat lahir bayi yang kurang dan kehamilan prematur
          Ø  Tempat melahirkan yang dingin
          Ø  Umur bayi belum cukup saat dipindahkan/dikirim untuk rujukan
          Ø  Suhu badan tidak terjaga selama perjalanan rujukan
          Ø  Asfiksia, hipoksia atau penyakit-penyakit pada bayi
     
          D. Manifestasi Klinis

·         Gejala hipotermia bayi baru lahir :
·         Bayi tidak mau minum/menetek
·         Bayi tampak lesu atau mengantuk saja
·         Tubuh bayi terasa dingin
·         Dalam keadaan berat, denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh bayi mengeras (sklerema).

Ø  Tanda-tanda hipotermia sedang (stress dingin) dengan suhu 32 – 360 C antara lain:
a.       Aktivitas berkurang, letargis
b.      Tangisan lemah
c.       Pernafasan lembut
d.      Kulit berwarna tidak rata
e.       Kemampuan menghisap lemah
f.       Kaki teraba dingin
Ø  Tanda-tanda hipotermia berat (cedera ringan) dengan suhu < 320 C antara lain :
a.       Sama dengan hipotermia sedang
b.      Bibir dan kuku kebiruan
c.       Pernafasan tidak teratur
d.      Bunyi jantung lambat
e.       Selanjutnya mungkin timbul hipoglikemia dan asidosis metabolik
Ø  Tanda-tanda stadium lanjut hipotermia
a.       Muka, ujung kaki dan tangan bayi berwarna merah terang
b.      Bagian tubuh lainnya pucat
c.       Kulit mengeras merah dan timbul edema terutama pada punggung kaki dan tangan (dapat juga mengenai seluruh tubuh). 

E.   Mekanisme kehilangan panas pada BBL
Bayi baru lahir dapat kehilangan panas tubuhnya melalui cara-cara berikut ini :
a.    Evaporasi adalah jalan utama bayi kehilangan panas. Kehilangan panas dapat terjadi karena penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan. Kehilangan panas juga terjadi pada bayi yang terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya tidak segera dikeringkan dan diselimuti.
b.   Konduksi adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin. Meja, tempat tidur atau timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari suhu tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme konduksi apabila bayi diletakkan diatas benda-benda tersebut.
c.    Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar diudara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan di dalam ruangan yang dingin akan cepat mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi atau pendingin ruangan.
d.   Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi bisa kehilangan panas dengan cara ini karena benda-benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi ( walaupun tidak bersentuhan secara langsung ). ( Asuhan Persalinan Normal, hal 127- 128, 2008 )

   F. Penatalaksanaan
        Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya sebagai berikut :
a.    Keringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks
Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Verniks akan membantu menghangatkan tubuh bayi. Ganti handuk basah dengan handuk yang kering. Biarkan bayi diatas perut ibu.
b.   Letakkan bayi agar terjadi kontak kulit ibu ke kulit bayi
Letakkan bayi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di dada atau di perut ibu. Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi sedikit lebih rendah dari puting payudara ibu. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam.
c.    Selimuti ibu dan bayi dan pakaikan topi di kepala bayi
Selimuti tubuh ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi dikepala bayi. Bagian kepala bayi memilki luas permukaan yang relatif luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutupi.

d.   Jangan segera menimbang atau memandikan BBL
Lakukan penimbangan setelah 1 jam kontak kulit ibu dan kulit bayi dan bayi selesai menyusu. Karena BBL cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya ( terutama jika tidak berpakaian ), sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat berpakaian atau diselimuti dikurangi dengan berat pakaian atau selimut. Bayi sebaiknya dimandikan 6 jam setalah lahir. Memandikan bayi dalam beberapa jam pertama setelah lahir dapat menyebabkan hipotermia yang sangat membahayakan kesehatan BBL.
 ( Asuhan Persalinan Normal, hal 128- 129, 2008 )

       Salam Kenal Semua ^^


           Bagi seorang mahasiswa kebidanan atau keperawatan merupakan hal yang wajib untuk ngebuat suatu asuhan kebidanan atau keperawatan. Sebelum ngebuat askeb atau askep di anjurkan untuk ngebuat yang namanya laporan pendahuluan. Mungkin bagi sebagian mahasiswa tingkat 2 atau 3 c uda biasa. tapi buat tingkat 1 ini adalah yang baru dan pastinya ngebuat bingung. Belum tentu juga di setiap institusi atau kampus tu ngejelasin secara detail cara ngebuat yang namanya laporan pendahuluan. Selaen tu juga sekarang ini mahasiswa dituntut aktif, yang harus bisa ngerjakan semua tugas meskipun belum dapet arahan yang jelas mengenai tugas tersebut.

         Disini aku cuma pengen share aja tugas- tugas  yang uda aku buat atau aku punya. Karena aku juga pernah mengalami yang namanya kebingungan mengerjakan tugas tersebut, dari pada aku kelamaan nyari di buku-buku yang tebel and pastinya buku tu belum tentu aku punya juga. Alhasil mending aku browsing deh di internet, secara sekarang jaman uda maju.hehe..Tapi, pastinya gak maen asal- asalan aku copas gitu aja yang ada di internet.  Nah, coz hal tu aku pengen bantu mempermudah ngebuat yang namanya laporan pendahuluan tu sebelum ngebuat askeb atau askep. Kalo askeb atau askep pastinya harus berdasarkan kasus yang ada kan, jadi disini aku cuma nyantumin laporan pendahuluan aja. Semoga berguna bagi yang ngebaca ne ^^